Sabtu, 22 Desember 2012

Tahap Penyusunan Karya Ilmiah


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Menyusun karya ilmiah dengan bahasa yang baik dan benar itu sangat rumit dan menyusahkan, bahkan kebanyakan orang menyusun karya ilmiah sering terbengkalai, karna merasa tidak mampu untuk menyelesaikannya, bahkan untuk mempelajarinya pun kebanyakan asal-asalan, hal inilah yang menyebabkan timbul sebuah anggapan bahwa membuat karya ilmiah itu tidak penting.
Padahal membuat karya ilmiah sangat penting apalagi untuk menyelesaikan kuliah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar serja. Sebenarnya membuat karya ilmiah tidak susah, yang sangat diutamakan adalah ketekunan dalam memahami langkah-langkah penyusunannya, untuk dapat memahaminya tentu harus mempelajarinya.
Berdasarkan keterangan diatas kami akan menjelaskan berbagai tahapan dalam menyusun seebuah karya ilmiah agar dapat kita terapkan bersama.

2.      Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang diangkat dalam makalah ini mengenai tahapan penyusunan karya ilmiah, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.       Pemilihan topic permasalahan
2.      Penentuan Judul
3.      Pembuatan Kerangka Karangan
4.      Pengumpulan data
5.      Pengorganisasian/Pengonsepan
6.      Pemeriksaan/Penyuntingan
7.      Pengetikan/penyajian

BAB II
PEMBAHASAN

1.        TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
Pada dasar nya penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahapan :
1.         Persiapan
2.         Pengumpulan
3.         Pengorganisasian dan pengonsepan
4.         Pemeriksaan dan penyuntingan konsep
5.         Pengajian dan pengetikan

          Sedangkan yang termasuk dalam tahap persiapan adalah :
A.      Pemilahan topic/masalah
          Topic/maslah adalah pokok pembicaraan, (Widyamartaya dan Sudiati 1997:31; Sudarmoyo 2000:11; Arifin 2003:8). Misalnya persoalan kemasyarakatan, pertanian, manajemen, sumber daya manusia, kedokteran, teknik, industry, hukum, pariwisata, perhotelan, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam topic yaitu :
1.      Topic yang dipilih harus berada disekitar kita, baik disekitar pengalaman kita maupun disekitar pengetahuan kita.
2.      Tipok yang dipilih harus topic yang menarik perhatian kita.
3.      Topic yang dipilih terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas.
4.      Topic yang dipilih memiliki data dan data yang objektif.
5.      Topic yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit.
6.      Topic yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis.
B.         Pembatasan topic dan penentuan judul
          Penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topic yang terbatas karya ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.
          Selain dengan pembatasan topic, menurut Arifin (2003:9) penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan ini adalah :
a.       Mengembang
b.      Melayani
c.       mencemari
          Judul karya ilmiah haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh karena itu, kata-kata tersebut dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan judul karya, seperti :
a.       mengembang manjadi pengembangan
b.      melayani menjadi pelayan
c.       mencemari menjadi pencemaran
          Ada kalanya perbatasan judul itu dilakukan dengan memberikan sub judul. Sub judul berfungsi membatasi judul.

C.    Pembuatan kerangka karangan
                 Kerangka karangan disebut ragangan (outline) pada prinsipnya, penyusunan kerangka karya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan (Moeliono 1988:1).
                 Penyusunan karya ilmiah dapat membuat ragaman buram, yakni ragaman yang hanya membuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topic yang sudah dibatasi.
                 Ada yang membuat ragaman karya yaitu ragaman yang sudah merupakan perluasan dari ragaman buram (Arifin 2003:15). Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul sub bab sebelum menentukan kerangka karya.
                 Berikut ini adalah contoh ragangan tersebut :
       PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL ARRAHMAN TEMBILAHAN
Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja.
1.      Manajemen Sumber Daya Manusia
2.      Motivasi
2.1  Pengertian Motivasi
2.2  Teori Motivasi
2.3  Motivasi dan Prilaku
3.      Kepemimpinan
3.1  Tengertian Kepemimpinan
3.2  Teori Kepemimpinan
3.3  Tipe Kepemimpinan
3.4  Fungsi Kepempinan
4.      Kepuasan Kerja
4.1  Pengertian Kepuasan Kerja
4.2  Teori Kepuasan Kerja
4.3  Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
4.4  Manfaat Kepuasan Kerja
4.5  Pengukuran Kepuasan Kerja
Jika ragangan seperti tersebut diatas dianggap selesai, maka langkah berikutnya adalah pembuatan daftar isi yaitu sebagai berikut :
              Kata Pengantar …………………………………………………….
Daftar isi  ………………………………………………………….
BAB I      PENDAHULUAN ……………………………………..
1.        Latar Belakang dan Masalah ………………………
2.        Tujuan Pembahasan ……………………………….
BAB II    PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN….
1.        Pengertian Pengetahuan ………………………….
2.        Pengertian Ilmu Pengetahuan …………………….
              BAB III   KLASIFIKASI DAN ASPEK PENGETAHUAN…
1.        Klasifikasi Ilmu Pengetahuan……………………
2.        Aspek Ilmu Pengetahuan………………………..
              BAB IV   PENUTUP……………………………………………
1.        Kesimpulan ……………………………………..
2.        Kritik dan Saran…………………………………
              DAFTAR PUSTAKA

D.       Pengumpulan data
          Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal yang ada relevansinya dengan judul tulisannya.

E.       Pengorganisasian/pengonsepan
                 Jika data sudah terkumpul penyusunan menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusunan harus menggolongkan data menurut jenis, sifat/bentuk.

F.        Pemeriksaan/penuntingan
                 Sebelum mengetik konsep, penyusunan terlebih dahulu memeriksanya secara ringkas, pemeriksaan konsep mencukupi pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.

G.      Pengetikan/Penyajian
                 Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Dari hasil sajian makalah tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa cara menyusun karya ilmiyah itu melalui berbagai tahapan, diantaranya yaitu:
1.         Pemilihan topic permasalahan yang diangkat dalam sebuah penelitian
2.         Menentukan judul
3.         Pembuatan kerangka karangan,
4.         Mengumpulkan data
5.         Pengorganisasian/pengonsepan
6.         Pemeriksaan/penyuntingan
7.         Pengetikan/penyajian

B.   Kritik
         Apabila dalam penulisan karya ilmiah ini ada terdapat kesalahan penulisan atau kata-kata, maupun kurang pada tempatnya, bagi para pembaca kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. 

C.    Saran
         Bagi para pembaca, kami sarankan bahwa dalam setiap pembuatan sebuah karya ilmiah, harus memperhatikan setiap poin-poin tahapan penyusunan karya ilmiah yang terdapat dimakalah kami ini atau lebih baik nya mencari sumber-sumber yang kuat dalam hal ini.





DAFTAR PUSTAKA

Bambang Dwiloka,dkk. 2005, teknik menulis karya ilmiah, Jakarta: Rineka cipta.

      

Makalah Tentang Shalat


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Shalat pertama kali diwajibkan kepada Rasulullah dan umatnya, pada waktu Rasulullah di Isra’ Mi’raj kan. Yang diwajibkan lima waktu sehari semalam. Shalat merupakan suatu kewajiban bagi umat islam, kerana shalat merupakan tiang agama dan shalat juga bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.

2.      Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui, apa itu shalat lima waktu, syarat-syarat dan rukun shalat. Dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjahui segala yang dilarangnya, yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

3.      Rumusan Masalah
          Kita wajib mengerjakan shalat fardu lima waktu, karena shalat merupakan tiang agama, yang perlu kita ketahui :
1.      Apa itu shalat
2.      Apa-apa yang mewajibkan shalat
3.      Mengetahui syarat dan rukun shalat



BAB II
PEMBAHASAN
SHALAT

A.    Pengertian Shalat.
Menurut bahasa, shalat berarti do’a, sedangkan menurut syara’ berarti menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah, karena taqwa hamba kepada tuhannya, mengagungkan kebesarannya dengan khusu’ dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan.
B.     Ketentuan dan Dalil-dalil yang mewajibkan shalat.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
Artinya :
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'

C.    Masalah-masalah yang berhubungan dengan ibadah shalat.
4.         Kewajiban shalat bagi mukallaf.
       Setiap mukallaf wajib menjalankan shalat fardu lima waktu sehari semalam. Orang tua harus melatih anak-anaknya untuk mengerjakan shalat lima waktu kala meraka berusia 7 tahun dan dan dipukul tanpa menyakiti jika ia berumur 10 tahun jika ia tidak melaksanakan shalat fardu.
5.         Shalat merupakan ukuran keimanan bagi seseorang.
       Islam memandang shalat sebagai tiang agama dan intisari islam terletak pada shalat, sebab dalam shalat tersimpul seluruh hukum agama.
D.    Syarat-syarat wajib mengerjakan shalat.
1.         Islam
2.         Suci dari Haid dan Nifas
3.         Sampai da’wah islam kepadanya
4.         Berakal
5.         Baligh
6.         Ada Pendengaran
E.     Syarat-syarat sah shalat.
1.         Suci dari hadats besar dan kecil
2.         Bersih badan, pakaian, tempat dari Najis.
3.         Menutup aurat
4.         Masuk waktu
5.         Mengahdap kiblat
F.     Ruku shalat.
1.         Niat
2.         Berdiri, bagi orang yang mampu
3.         Takbiratul ihram
4.         Membaca Fatihah
5.         Ruku’ beserta tuma’ninah
6.         ‘Itidal beserta tuma’ninah
7.         Sujud beserta tuma’ninah
8.         Duduk antara dua sujud
9.         Duduk tasyahhud akhir
10.     Membaca tasyahhud akhir
11.     Membaca shalawat atas nabi
12.     Salam
13.     Tertib
G.    Hal-hal yang membatalkan shalat
1.         Berhadats kecil maupun besar
2.         terkena najis yang tidak dimaafkan
3.         Berkata-kata dengan
4.         Sengaja meninggalkan rukun dengan tanpa uzur
5.         Tertawa terbahak-bahak
6.         Bergerak tiga kali berturut-turut
7.         Mendahului iman sampai dua rukun
8.         Murtad

BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
setiap orang islam yang baligh lagi berakal di wajib kan sholat lima waktu sehari semalam.jadi dengan demikian wajib bagi kita mengetahui segala apa-apa yang berhubungan dengan shalat, baik itu berupa syarat sah shalat,rukun shalat dan apa saja yang membatalkan shalat.

2.      Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk menyempurnakan makalah ini diperlukan sarran-saran yang lebih membangun dari para pembaca ataupun kritik dan saran terhadap makalah ini agar penulis tau dimana kekurangan nya dan dapat memperbaikinya, sehingga makalah ini bisa lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Rifai, Moh, 1978, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang: PT. Karya Toha Putra.